Telah kubuka macam-macam kitab, dari kitab asli hingga kitab hasil
revisi. Telah kubaca macam-macam ayat, dari ayat porno sampai ayat yang
menuhankan sapi-bahkan sampai pada ayat perkataan manusia yang menegaskan bahwa
dirinya bukan Illahi, tapi tak kutemukan ayat mana yang telah kau baca, hingga
telinga, mata, hati, dan seluruh isi dada serupa kapas, lunglai tertetesi
percikan nada-nada embun, aku tertegun!!
Bilakah kau adalah peracik mantra disudut cakrawala, penyusun
larik-larik hayal di pusat otak paling jingga? Lalu menghujankannya padaku,
membasahi seluruh perasaanku. Bagaimana bisa kau menjelma bayang, bahka ketika ku
pejam? Bagaimana bisa kau menjadi nada-nada syahdu yang senantiasa mengalun
merdu disanubariku? Kau pasti penyihir itu!! Dan telah memantrai hatiku dengan
ayat-ayat cinta biru.
Hingga pagi-petang, senja pun malam, anganku selalu saja tersiksa dengan kehadiranmu. Kegamangan ini akan meliuk lentur seperti api yang akan dibelai angina. Kukira tiada satu pelipur, kecuali kita selamanya berjumpa bersama, bercinta sampai tertidur.
Hingga pagi-petang, senja pun malam, anganku selalu saja tersiksa dengan kehadiranmu. Kegamangan ini akan meliuk lentur seperti api yang akan dibelai angina. Kukira tiada satu pelipur, kecuali kita selamanya berjumpa bersama, bercinta sampai tertidur.
No comments:
Post a Comment