Kebahagiaan tidak tertuju kepada perasaan subjektif seperti senang dan gembira sebagai aspek emosional, melainkan lebih mendalam dan objektif yang menyangkut keseluruhan dari kemanusiaan suatu individu (aspek moral, sosial, emosional, dan rohani).
Begitu juga dengan pencapaian ataupun pengetahuan, bahwa pengetahuan saja tidak cukup atau tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk mengetahui pemahaman tentang tujuan hidup manusia, tujuan manusia hidup. Kehidupan manusia tertuju pada satu tujuan akhir, yaitu kebahagiaan. Oleh karena tujuan itu, manusia ditantang, didorong, diransang, dan ditarik untuk mengusahakan kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk dapat mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan merupakan sesuatu yang harus dan perlu dicari dan diusahakan, karena kebahagiaan tidak datang dengan sendirinya tanpa usaha atau pergulatan hidup yang mendalam dari sesosok manusia. Kebahagiaan perlu diposisikan sebagai tujuan akhir dari segala aktivitas-aktivitas yang dilakukan manusia, seperti berpikir, bekerja, bergumul dengan pengalaman pahit, berefleksi, ataupun aktivitas-aktivitas manusiawi lainnya.
Kehidupan yang ditata sedemikian rupa tidak cukup bila hanya dilaksanakan demi tatanan itu sendiri. Keutamaan-keutamaan dan prinsip-prinsip tata hidup yang baik, dan aturan-aturan moralitas perlu dijalankan dalam bentuk perwujudan yang memiliki keterarahan. Keterarahan itu akan menghantar manusia pada tujuan yang ingin dicapai. dalam hal ini, kebahagiaan ialah tujuan hidup yang ingin dicapai oleh manusia, yaitu kemanusiaan individu. Kebahagiaan perlu dipandang dari segi keseluruhannya. Tidak dilihat sebagai sesuatu yang akhir dari suatu pencarian, usaha atau pencapaian yang telah dilakukan. Tetapi kebahagiaan perlu dilihat dalam aspek keseluruhannya, yaitu yang menggerakkan untuk berbuat sesuatu, yang mendorong untuk menata hidup yang baik, yang membantu menghayati aturan-aturan moralitas, serta menjadi arah dalam hidup yang dijalani manusia dalam rangka mencapai tujuan akhir hidup, yakni kebahagiaan.
Begitu juga dengan pencapaian ataupun pengetahuan, bahwa pengetahuan saja tidak cukup atau tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk mengetahui pemahaman tentang tujuan hidup manusia, tujuan manusia hidup. Kehidupan manusia tertuju pada satu tujuan akhir, yaitu kebahagiaan. Oleh karena tujuan itu, manusia ditantang, didorong, diransang, dan ditarik untuk mengusahakan kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk dapat mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan merupakan sesuatu yang harus dan perlu dicari dan diusahakan, karena kebahagiaan tidak datang dengan sendirinya tanpa usaha atau pergulatan hidup yang mendalam dari sesosok manusia. Kebahagiaan perlu diposisikan sebagai tujuan akhir dari segala aktivitas-aktivitas yang dilakukan manusia, seperti berpikir, bekerja, bergumul dengan pengalaman pahit, berefleksi, ataupun aktivitas-aktivitas manusiawi lainnya.
Kehidupan yang ditata sedemikian rupa tidak cukup bila hanya dilaksanakan demi tatanan itu sendiri. Keutamaan-keutamaan dan prinsip-prinsip tata hidup yang baik, dan aturan-aturan moralitas perlu dijalankan dalam bentuk perwujudan yang memiliki keterarahan. Keterarahan itu akan menghantar manusia pada tujuan yang ingin dicapai. dalam hal ini, kebahagiaan ialah tujuan hidup yang ingin dicapai oleh manusia, yaitu kemanusiaan individu. Kebahagiaan perlu dipandang dari segi keseluruhannya. Tidak dilihat sebagai sesuatu yang akhir dari suatu pencarian, usaha atau pencapaian yang telah dilakukan. Tetapi kebahagiaan perlu dilihat dalam aspek keseluruhannya, yaitu yang menggerakkan untuk berbuat sesuatu, yang mendorong untuk menata hidup yang baik, yang membantu menghayati aturan-aturan moralitas, serta menjadi arah dalam hidup yang dijalani manusia dalam rangka mencapai tujuan akhir hidup, yakni kebahagiaan.
No comments:
Post a Comment