Friday, January 13, 2017

Bersyukur



Bagaimana cara bersyukur atau berterimakasih kepada Allah? Caranya yaitu: pertama, menyadari nikmat-nikmat yang telah diterima selama ini dengan diiringi rasa teria kasih yang dalam atas kemurahan Nya kepada kita; kemudia kedua (yang terpenting), melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat membuat Nya senang. Allah senang bila kita taat pada perintah-perintahnya, seperti misalnya:
shalat, berserah diri, sabar waktu ditimpa musibah atau sabar diperlsayakan zalim oleh orang, meninggalkan perbantahan sedangkan kita merasa benar, berlsaya baik kepada orang, menolong orang yang sedang kesusahan, tidak iri hati atau dengki, tidak takabur atau sombong, tidak riya atau pamer, membantu dalam pekerjaan keluarga, tidak menyakiti hati orang dan tidak memutuskan persaudaraan, menjauhkan diri dari sikap amarah, berlsaya bijaksana waktu disakiti orang, selalu memohon ampun bila terlanjur melakukan pembangkangan, tidak bergunjing atau membicarakan aib orang, tidak berburuk sangka, tidak berlsaya zalim (baik itu zalim tindakan, ucapan ataupun pikiran), selalu senyum, memaafkan orang yang menganiaya kita, selalu ingat Allah (diwaktu duduk,  berjalan maupun berbaring), mendamaikan permusuhan, memuliakan tamu, , memenuhi undangan, menjenguk yang sakit, mengajak orang ke jalan Allah, memenuhi janji, berlsaya baik terhadap tetangga, mengeluarkan zakat atau sedekah, tidak kikir, menjaga kebersihan, mendoakan orang tua, tidak durhaka kepada orang tua, berlsaya lemah lembut kepada pembantu, mengantarkan jenazah, menuntut ilmu, mengamalkan ilmu, menyantuni anak yatim, melaksanakan haji, tidak melsayaka syirik, bekerja, dan lain-lain sebagainya.

Jadi, bila kita menyenangkan “Sang Pemberi Nikamat” maka Ia akan tambahkan nikmat Nya kepada kita. Karena itulah Allah berfirman, “barang siapa yang bersyukur kepada Ku, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri (Lukman, 12), dan Allah tidak akan menyiksa orang yang bersyukur (An-Nisaa’:147.

Cara bersyukur yang diuraikan diatas adalah bersyukur dalam arti yang terus menerus. Begitulah seharusnya sikap seorang hamba, selalu berusaha membuat majikannya senang. Ada juga bersyukur dalam artian sesaat. Misalnya, suatu ketika kita mendapat rezeki yang berupa harta. Maka langkah bersyukur yang pertama adalah, dengan perasaan tawadhu’ (rendah hati) ucapkan lah Alhamdulillah…, kemudian gunakan sebagian harta yang diperoleh untuk menyenangkan Allah, misalnya dengan sedekah, memberi makan fakir miskin, membantu pembangunan masjid, dan lain sebagainya.

Bersyukur yang benar itu harus mencerminkan dua macam tindakan yang saling terkain. Yaitu secara batiniah mengagungkan yang memberi nikmat, dan secara lahiriah melakukan perbuatan atau amal yang dapat membuat ‘si pemberi nikmat’ itu merasa senang (karena yang memberi nikmat pada kita itu adalah Allah, maka kita harus membuat Dia senang, yaitu dengan jalan taat atau patuh mengerjakan segala kehendak-kehendak Nya).

Ciri orang yang bersyukur adalah ia tsayat mengerjakan perbuatan yang tidak disenangi Allah dan iapun taat mengerjakan perintah Nya, karena ia menyadari benar bahwa Allah telah memberinya sebagai macam kenikmatan.  Baginya, mengerjakan perbuatan yang tidak disenangi Allah atau pun membangkang kepada Nya dengan tidak melaksanakan perintah-perintah-Nya, sama artinya  dengan tidak berterima kasih atas egala nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya.

Hendaknya kita selalu membiasakan berpikiran positif terhadap apapun yang terjadi, karena berpikiran negative menghalangi untuk bersyukur. Berpikiran negative akan melupakan kita kepada nikmat yang telah kita terima.

“jika engkau diberi rezeki, janganlah engkau lihat pada kecilnya rezeki itu. Tapi lihatlah pada siapa yang memberi rezeki” (hadits Qudsi).

No comments:

10 Kelebihan yang Dimiliki Oleh Anak

 Setiap anak memiliki potensi oleh Allah swt. Allah memberikan 10 kelebihan kepada anak, maka orang tua harus memperhatikan kecerdasannya: 1...