Bagaimana cara bersyukur atau berterimakasih kepada Allah? Caranya
yaitu: pertama, menyadari nikmat-nikmat yang telah diterima selama ini dengan
diiringi rasa teria kasih yang dalam atas kemurahan Nya kepada kita; kemudia
kedua (yang terpenting), melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat membuat Nya
senang. Allah senang bila kita taat pada perintah-perintahnya, seperti
misalnya:
shalat, berserah diri, sabar waktu ditimpa musibah atau sabar diperlsayakan zalim oleh orang, meninggalkan perbantahan sedangkan kita merasa benar, berlsaya baik kepada orang, menolong orang yang sedang kesusahan, tidak iri hati atau dengki, tidak takabur atau sombong, tidak riya atau pamer, membantu dalam pekerjaan keluarga, tidak menyakiti hati orang dan tidak memutuskan persaudaraan, menjauhkan diri dari sikap amarah, berlsaya bijaksana waktu disakiti orang, selalu memohon ampun bila terlanjur melakukan pembangkangan, tidak bergunjing atau membicarakan aib orang, tidak berburuk sangka, tidak berlsaya zalim (baik itu zalim tindakan, ucapan ataupun pikiran), selalu senyum, memaafkan orang yang menganiaya kita, selalu ingat Allah (diwaktu duduk, berjalan maupun berbaring), mendamaikan permusuhan, memuliakan tamu, , memenuhi undangan, menjenguk yang sakit, mengajak orang ke jalan Allah, memenuhi janji, berlsaya baik terhadap tetangga, mengeluarkan zakat atau sedekah, tidak kikir, menjaga kebersihan, mendoakan orang tua, tidak durhaka kepada orang tua, berlsaya lemah lembut kepada pembantu, mengantarkan jenazah, menuntut ilmu, mengamalkan ilmu, menyantuni anak yatim, melaksanakan haji, tidak melsayaka syirik, bekerja, dan lain-lain sebagainya.
shalat, berserah diri, sabar waktu ditimpa musibah atau sabar diperlsayakan zalim oleh orang, meninggalkan perbantahan sedangkan kita merasa benar, berlsaya baik kepada orang, menolong orang yang sedang kesusahan, tidak iri hati atau dengki, tidak takabur atau sombong, tidak riya atau pamer, membantu dalam pekerjaan keluarga, tidak menyakiti hati orang dan tidak memutuskan persaudaraan, menjauhkan diri dari sikap amarah, berlsaya bijaksana waktu disakiti orang, selalu memohon ampun bila terlanjur melakukan pembangkangan, tidak bergunjing atau membicarakan aib orang, tidak berburuk sangka, tidak berlsaya zalim (baik itu zalim tindakan, ucapan ataupun pikiran), selalu senyum, memaafkan orang yang menganiaya kita, selalu ingat Allah (diwaktu duduk, berjalan maupun berbaring), mendamaikan permusuhan, memuliakan tamu, , memenuhi undangan, menjenguk yang sakit, mengajak orang ke jalan Allah, memenuhi janji, berlsaya baik terhadap tetangga, mengeluarkan zakat atau sedekah, tidak kikir, menjaga kebersihan, mendoakan orang tua, tidak durhaka kepada orang tua, berlsaya lemah lembut kepada pembantu, mengantarkan jenazah, menuntut ilmu, mengamalkan ilmu, menyantuni anak yatim, melaksanakan haji, tidak melsayaka syirik, bekerja, dan lain-lain sebagainya.
Jadi, bila kita menyenangkan “Sang Pemberi Nikamat” maka Ia akan
tambahkan nikmat Nya kepada kita. Karena itulah Allah berfirman, “barang siapa
yang bersyukur kepada Ku, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri
(Lukman, 12), dan Allah tidak akan menyiksa orang yang bersyukur
(An-Nisaa’:147.
Cara bersyukur yang diuraikan diatas adalah bersyukur dalam arti
yang terus menerus. Begitulah seharusnya sikap seorang hamba, selalu berusaha
membuat majikannya senang. Ada juga bersyukur dalam artian sesaat. Misalnya,
suatu ketika kita mendapat rezeki yang berupa harta. Maka langkah bersyukur
yang pertama adalah, dengan perasaan tawadhu’ (rendah hati) ucapkan lah Alhamdulillah…,
kemudian gunakan sebagian harta yang diperoleh untuk menyenangkan Allah,
misalnya dengan sedekah, memberi makan fakir miskin, membantu pembangunan
masjid, dan lain sebagainya.
Bersyukur yang benar itu harus mencerminkan dua macam tindakan yang
saling terkain. Yaitu secara batiniah mengagungkan yang memberi nikmat, dan
secara lahiriah melakukan perbuatan atau amal yang dapat membuat ‘si pemberi
nikmat’ itu merasa senang (karena yang memberi nikmat pada kita itu adalah
Allah, maka kita harus membuat Dia senang, yaitu dengan jalan taat atau patuh
mengerjakan segala kehendak-kehendak Nya).
Ciri orang yang bersyukur adalah ia tsayat mengerjakan perbuatan
yang tidak disenangi Allah dan iapun taat mengerjakan perintah Nya, karena ia
menyadari benar bahwa Allah telah memberinya sebagai macam kenikmatan. Baginya, mengerjakan perbuatan yang tidak disenangi
Allah atau pun membangkang kepada Nya dengan tidak melaksanakan
perintah-perintah-Nya, sama artinya
dengan tidak berterima kasih atas egala nikmat yang telah diberikan
Allah kepadanya.
Hendaknya kita selalu membiasakan berpikiran positif terhadap
apapun yang terjadi, karena berpikiran negative menghalangi untuk bersyukur.
Berpikiran negative akan melupakan kita kepada nikmat yang telah kita terima.
“jika engkau diberi rezeki, janganlah engkau lihat pada kecilnya
rezeki itu. Tapi lihatlah pada siapa yang memberi rezeki” (hadits Qudsi).
No comments:
Post a Comment