Bayangkanlah bila suatu ketika ada tetangga yang mengirim makanan
kepada kita. Bila kita menyambutnya dengan acuh tak acuh dan kemudian tanpa
ucapan terima kasih kita kembalikan tempat makanannya itu tanpa kita bersihkan
terlebih dahulu, apakah munkin di lain waktu ia akan mengirim makanan lagi
kepada kita? Sekarang bayangkan pula bila kita menerima makanan kirimannya itu
dengan lemah lembut sambil memuji-muji kebaikan hatinya. Lalu kita kembalikan
tempat makanannya dalam keadaan bersih, sambil berkali-kali mengucapkan terima
kasih. Apakah munkin di kemudian hari ia akan mengirim makanan lagi kepada
kita? Munkin kita berani mengatakan ya. Apalagi seandainya di waktu lain kita
melihat anaknya terjatuh, lalu kita tergopoh-gopoh berusaha menolongnya dengan
memberi obat seperlunya. Niscaya kemungkinan itu akan bertambah besar.
Contoh lain misalnya kita diberi oleh-oleh sebuah dasi oleh kawan
yang baru pulang dari luar negeri. Kemudia dasi itu dihadapannya kita gunakan
untuk mengelap hidung anak kita yang sedang pilek, apakah mungkin kawan kita
itu akan member oleh-oleh lagi bila ia pulang dari luar negeri?
Ilustrasi di atas sebenarnya hendak memberikan gambaran tentang
makna bersyukur. Al-Qur’an tegas-tegas mengatakan bila kita bersyukur atas
nikmat yang diberikan Allah, maka Allah pasti akan menambahkan nikmat-Nya
kepada kita. Kita dikatakan bersyukur bila kita berusaha membuat senang yang
memberi sesuatu kepada kita. Contoh di atas menggambarkan dengan jelas hal
tersebut. Dengan demikian, bila sebagian rezeki yang kita terima dari Allah itu
kita berikan ke fakir miskin, maka niscaya Allah akan memberikan tambahan rezeki lagi. Karena Dia senang bila
kita berlaku demikian.
Dan sebaliknya bila rezeki itu dari Allah itu kita
gunakan untuk hal-hal yang tidak disukai-Nya, maka niscaya Dia tidak akan
memberi tambahan rezeki lagi, bahkan tidak mustahil akan mencabut semua rezeki
yang sudah kita terima. Jadi sebenarnya semuanya berpulang kepada diri kita
sendiri, apakah ingin bertambah atau berkurang.
*Dirangkum dari buku Renungan Kalbu
No comments:
Post a Comment